Siapa Idolamu ? Inilah Idola Sang Pendiri dan Pemilik Facebook

Hasil gambar untuk mark zuckerberg
Nama Mark Zuckerberg bukanlah nama yang asing bagi mereka yang bergelut dalam dunia Facebook apalagi di kalangan orang-orang teknologi. Mark Z tidak lain dan tidak bukan adalah pemilik Facebook yang mengantarkannya menjadi salah satu orang muda terkaya di dunia.


Dalam salah satu komentarnya yang tersebar di media sosial, ia menuliskan : "Saya heran ada orang-orang yang terlalu mengidolakan saya, padahal saya sangat mengidolakan ilmuwan muslim al-Khawarizmi. Karena tanpa algoritma dan aljabar, maka jangan pernah bermimpi ada Facebook, WhatsApp, BBM, Line, games bahkan komputer".
Hasil gambar untuk abu musa al khawarizmi

Mark berkata benar dan jujur. Lalu, siapakah yang diidolakan Mark itu? Kok asing banget. Bagi mereka yang melek akan Sejarah Islam mungkin tidak terlalu melongo dengan statement Mark ini, tetapi bagi kalangan orang yang tidak tahu tentang sejarah apalagi sejarah Islam pasti bingung. (Hehehe....) Apalagi nama idola Mark ini terdengar dan tertulis seperti nama orang Arab (Islam), Aneh kayaknya. Al-Khawarizmi merupakan ahli matematika, aljabar, astronomi dan ilmu-ilmu lain, nama lengkapnya Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi dilahirkan di Uzbekistan (194 H / 780 M) dan wafat di Baghdad (266 H / 850 M). Dia adalah perintis dalam ilmu matematika dan ilmu-ilmu pasti yang lain.
Al-Khawarizmi adalah pelopor dalam penggunaaan angka 0 (nol) dalam matematika yang dikenal dengan nama algoritma. Beliau menulis buku tentang matematika, yaitu "al-Kitab al-Mukhtashar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah" (Kompendium tentang Hitung al-Jabar dan Persamaan) pada tahun 825 M.
Eropa baru mengenalnya pada tahun 1140 M atas jasa Robert Chester yang menerjemahkan kedalam bahasa latin dengan judul "Liber Algebres et Almucabola". Sampai saat ini, metode al-Khawarizmi masih tetap digunakan, yang di dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan al-gorism (urutan logis pengambilan putusan untuk pemecah masalah) kemudian disadur ke dalam Bahasa Indonesia menjadi algoritma.
Mengapa algoritma penting? Ini karena angka-angka Romawi yang digunakan oleh bangsa-bangsa Eropa waktu itu tidak memiliki angka 0 (nol) sehingga tidak bisa digunakan untuk digunakan dalam perhitungan persepuluhan atau angka-angka dibelakang koma. Angka Romawi juga tidak mungkin dilakukan penjumlahan dari atas ke bawah, dan hanya bisa dilakukan dalam cara algoritma.
Selain itu, al-Khawarizmi juga yang mengenalkan konsep Trigonometri yang terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangens (tan), cotangens (cot), secan (sec), cosecan (cosec). Trigonometri adalah nilai perbandingan yang didefinisikan pada koordinat segitiga siku-siku. Beliau juga menemukan rumus untuk memecahkan persamaan kuadrat.
Walhasil dengan temuan-temuan itu, hari ini kita bisa menikmati hasilnya yang begitu luar biasa. Yaitu komputer, ATM, media sosial, bahkan sampai game-game yang ada pada laptop dan gatget kita. Hanya dengan algoritma semua bisa terpecahkan. Peradaban Romawi Kuno, Peradaban Jepang, Tiongkok, Korea bahkan India tidak mengenal asas algoritma. Maka sesungguhnya, Islam yang akhir-akhir ini di bully habis-habisan sebagai sarang teroris dan tidak berperadaban sungguh sangat beralasan, karena Islam itu adalah agama yang cinta damai dan sangat menjungjung tinggi ilmu pengetahuan.
Tanpa adanya algoritma, tidak terbayang bagaimana kita akan menghitung uang triliyunan. Juga, bagaimana kita bisa menyelesaikan soal-soal deret hitung dan deret ukur dan seterusnya. Pengkakuan Mark Zuckerberg kepada al-Khawarizmi merupakan penghargaan terhadap ilmuwan ini. Tinggal kita sebagai umat Islam, bagaimana kita mampu menggali khazanah keislaman yang begitu luas cakupannya, mulai dari ilmu kehutanan, geografi, matematika, sejarah dan ilmu-ilmu lain telah ada rintisannya oleh umat Islam terdahulu. Jangan hanya terpaku pada ilmu-ilmu furu'iyah yang menyebabkan goyahnya persatuan umat Islam akhir-akhir ini. Masih banyak hal yang lebih penting dari sekedar adu omongan yang tidak berguna. Kita satu, Islam.... Allahu Akbar....


Ahmad Istakim

Alumni dari jurusan Manajemen Informatika di Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ ) Wonosobo. Tertarik dalam bidang pendidikan, teknologi komputasi dan disiplin ilmu keislaman ( Tafsir, Hadits, Arudl, Nahwu-Sharaf, Fiqh maupun Aqidah ) - https://s.id/blog-islamQ. Pernah juga mengenyam pendidikan di beberapa pesantren yang ada di Kab. Wonosobo dan Kab. Purworejo

2 Komentar

  1. Sebelumnya mohon maaf, ini saya lagi nyari apakah statement tersebut benar-benar dari Mark Zuckerberg. Saya sudah menelusuri postingan facebook pribadinya, tapi tidak menemukan. Bisakah anda menunjukkan ke saya pernyaatn yang benar-benar dari Mark terkait ini ?

    BalasHapus
  2. Tekait ini sejauh yang saya tahu tidak terposting dalam medsos miliknya, entah ucapan langsung atau tulisan.
    saya sekedar mengutip tulisan dar tvOne dan beberapa media asing :)
    jika anda memastikan ini hoax, saya sangat beruntung anda memberitahu saya dan akan saya hapus dari blog saya :)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama