Mitos Mitos Dalam Suku Jawa Yang Terkenal

Bicara soal suku Jawa dan mitos memang seperti membicarakan tentang sayur dan garam, kurang lengkap tanpa salah satunya. Orang Jawa memang terkenal akan kepercayaannya terhadap mitos-mitos. Diantara sekian banyak mitos, ada beberapa yang paling dipercaya dan hampir semua orang Jawa mengetahui. Berikut pemaparannya :
  • Bersiul di malam hari mengundang dedemit (hantu)
Tidak ada yang tahu dasar dari mitos ini apa. Namun kalau bicara soal etika kesopanan, tentu tidak etis kalau kita bersiul di malam hari. Bersiul di malam hari jelas mengganggu waktu tetangga yang sedang istirahat. Mungkin alasan kenapa menjadi mengundang setan adalah suasana kampung orang Jawa dahulu terkenal sunyi dan sepi. Siulanmu dianggap nyeremin karena memecah keheningan malam hari. Selain itu, bersiul juga dianggap sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan mahluk halus.

  • Duduk diatas bantal membuat bisulan
Sebenarnya mitos ini difungsikan sebagai pembatas dalam kehidupan suku Jawa. Sudah sangat maklum, bahwa orang Jawa merupakan suku yang sangat menjaga hidup. Bantal merupakan tempat peletakan bagi kepala, bukan tempat untuk pantat. Karena itu sangat tidak sopan jika mendudukinya.

  • Jangan makan di depan pintu sebab jodoh akan menjauh
Bicara soal logis tidak logis tentu tidak ada sangkut-pautnya antara makan di depan pintu dan jodoh, iya kan ?  Mungkin mitos ini dibuat agar tidak makan di depan pintu karena akan menyebabkan terganggunya orang yang mau lewat, lagi-lagi hal ini berhubungan dengan norma etika dan kesopanan, memang banyak ya guys norma aturan dalam suku Jawa,,, hehehe..
Makan di depan pintu merupakan hal yang sangat tidak sopan, apalagi bila dilakukan oleh perempuan. Perempuan yang makan di depan pintu akan dianggap sebelah mata dan siapa yang mau menikah dengan perempuan yang etikanya buruk.
  • Keluar habis maghrib akan digondol Wewe Gombel
Ini merupakan mitos yang paling umum di dengar oleh anak-anak kecil, bahkan penulis sendiri mengalaminya. Mitos ini didasari banyaknya anak kecil yang tidak pulang-pulang saat bermain. Orang Jawa mempercayai bahwa waktu maghrib merupakan waktu dimana setan-setan gentayangan. Karenanya anak kecil dilarang untuk keluar bermain pada jam-jam ini. Selain itu sebenarnya mitos ini juga bisa dinalar, waktu maghrib merupakan waktu-waktu tepat untuk beribadah kepada Allah swt bersama dengan keluarga yang telah bekerja seharian bekerja. Jadi momen-momen seperti ini jarang didapatkan selain pada waktu tersebut.
  • Motong kuku malam hari keluarga terdekat akan meninggal
Entah apa yang mendasari mitos seperti ini. Mungkin karena zaman dulu belum ada penerangan yang cukup dan memotong kuku di malam hari beresiko sangat tinggi. Apalagi dulu juga belum ada yang namanya gunting kuku. Mereka menggunakan pisau atau gunting yang jelas-jelas berbahaya untuk digunakan memotong kuku. Kalau terlena akan memotong jari kan ?
Namun kata orang-orang Jepang, menggunting kuku bisa berbahaya karena dianggap mengganggu arwag gentayangan. Potongan kuku membawa sedikit jiwa. Karenanya arwah-arwa di sekitar bisa terganggu dan menyerang.
  • Menyapu tidak bersih? Jodoh akan berewokan
Bagi orang-orang Jawa dulu, orang brewok itu identik dengan orang jahat. Lihat dan amati penggambaran film-film jawa kuno, orang jahatnya rata-rata brewokan. Nah, hal ini kemudian dikaitkan dengan budaya etos kerja. Kalau nyapu tidak bersih nanti akan mendapat jodoh orang jahat, siapa ya kira-kira perempuan yang mau ? hehe
Karenanya hal ini sangat ampuh digunakan sebagai motivasi agar kalau bersih-bersih rumah benar-benar memperhatikan kebersihannya.
  • Tidur menjelang Maghrib bisa membuat jadi gila
Pernah ketiduran atau sengaja tidur menjelang maghrib ketika bangun menjadi agak linglung dan pusing ? Hal ini sudah sangat lama dipercaya oleh suku Jawa. Bahkan sudah menjadi mitos yang sangat dipercaya.
Bicara soal kepercayaan, salah satu hal yang membuat tidur menjelang maghrib dilarang adalah waktu itu merupakan waktu dimana setan-setan gentayangan jadi pikiran bisa diganggu oleh setan-setan tersebut.
  • Orang Jawa melarang bermain ke Pantai Selatan menggunakan baju warna hijau
Hal ini sebenarnya bis dikaitkan dengan keamanan. Warna baju hijau yang dipakai akan membuat tim SAR kesulitan mencari kalau orangnya memaki warna hijau. Ombak pantai selatan terkenal ganas dan tidak bisa diduga.
Alasan lainnya adalah karena warna hijau identik dengan warna Keraton Nyai Roro Kidul. Ketika ada yang bermain di Pantai Selatan menggunakan warna hijau maka akan dibawa oleh sang Ratu dan dijadikan sebagai pasukan di istananya.


Gimana ? sebenarnya masih banyak sekali mitos-mitos yang masih dipercaya oleh suku Jawa sampai hari ini. Walaupun kehidupan sudah bergeser ke era modern tetapi mitos itu masih melekat pada diri orang Jawa. Mungkin bagi kamu yang bukan berasal dari suku Jawa punya mitos-mitos yang yang masih melekat ? Ayo kirim ke email ini >>> Klik Disini <<<, nanti bisa kami tampilkan di blog. :)  
Ahmad Istakim

Alumni dari jurusan Manajemen Informatika di Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ ) Wonosobo. Tertarik dalam bidang pendidikan, teknologi komputasi dan disiplin ilmu keislaman ( Tafsir, Hadits, Arudl, Nahwu-Sharaf, Fiqh maupun Aqidah ) - https://s.id/blog-islamQ. Pernah juga mengenyam pendidikan di beberapa pesantren yang ada di Kab. Wonosobo dan Kab. Purworejo

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama