Dewasa atau tidaknya seseorang itu tidak melulu ditentukan oleh umur atau usia. Banyak yang masih muda, namun pola pikir dan sikapnya sudah seperti orang dewasa. Dan sebaliknya, banyak yang umurnya sudah menua tapi sikapnya masih seperti anak-anak dan remaja.
Dewasa atau tidaknya seseorang biasanya lebih ditentukan oleh kondisi mental. Bagaimana cara menjalani hidup dan mencari solusi yang tepat untuk sebuah masalah, Bila dahulu waktu masih remaja, kita banyak menghabiskan waktu kita dengan menebak-nebak isi pikiran gebetan, kini kita sudah tidak punya waktu lagi untuk memikirkan hal yang sama. Di kepala kita banyak "ngiyang-ngiyang" pertanyaan yang meminta untuk dipikirkan, sampai terkadang membuat kita kewalahan mengatasinya.
Nah, pada kesempatan kali ni saya akan berbagi informasi yang bisa kita gunakan untuk mengenali diri sendiri apakah kita masih tergolong anak-anak, remaja atau sudah beranjak dewasa. Berikut penjelasan lengkapnya, jika beberapa pertanyaan dibawah ini sudah pernah terlintas atau sedang terlintas dalam pikiranmu, maka mungkin kita sudah mulai masuk dalam ranah mulai dewasa atau bahkan sudah dewasa.
- 'Umur sudah segini, tapi rasanya hidup cuma gini-gini saja'.
Semakin kita dewasa, semakin kita sering mengevaluasi diri. Sesekali ada rasa sesal karena sekian lama waktu berjalan, pencapaian hidup kita belum seberapa. Mungkin sesekali kamu juga iri dengan teman-temanmu yang terlihat lebih mentereng. Rasa minder itu pasti pernah ada. Tapi tak perlu panik, hal itu merupakan sesuatu kewajaran asal jangan terlalu lama. Kita harus membuat rencana yang ingin kita lakukan supaya kehidupan kita selanjutnya lebih terarah dan terorganisir.
- Sebenarnya aku ini sedang apa ?
Ekspektasi kita ketika masih remaja adalah menjadi dewasa artinya sudah memiliki pijakan yang kuat. Kita sudah tahu apa yang akan kita lakukan seumur hidup kita. Tidak ada galau-galau labil kembali, karena orang dewasa dianggap tahu akan segala hal. Nyatanya tidak begitu juga,,, (
Haha.. pengalaman pribadi). Menjadi dewasa terkadang kita merasa tersesat dan tidak tahu apa yang sebenarnya kita cari (
Seperti Dadali,,, hehe)
- 'Hal ini salah apa benar ?'
Setelah mengambil sebuah keputusan besar, atau mengambil sikap kepada seseorang, apakah kita sering berguman sambil bertanya pada diri sendiri "
Apakah hal ini benar?" Ini merupakan hal yang wajar. Rasa tidak yakin pada apa yang dilakukan diri sendiri itu bukan berarti kamu tidak percaya diri sendiri, melainkan kamu sudah bejar mengenali dan mempelajari suatau malasah yang ada dari banyak sisi.
- 'Persetan. Seenggaknya mereka belum mengetahui'
Dahulu omongan orang lain adalah hal yang sangat menakutkan dan menyakitkan. Bagi kita, omongan orang adalah sesuatu yang harus kita lakukan karena kita ingin menyenangkan semua orang. Tapi, semakin dewasa kita akan lebih pandai memilih dan memilah mana yang pantas diperdulikan dan mana yang tidak pantas untuk diperdulikan. Karena kita mengetahui mana yang harus didengar karena kehidupan kita ya kita yang menjalani bukan orang lain. Orang lain itu tidak tahu apa-apa tentang kehidupan kita.
- Apa sih yang aku terima dari pekerjaan ini ?
Dulu, ketika masih pertama kali lulus, sentah sekolah atau universitas pekerjaan apapun kita terima dengan senang hati atas nama pengalaman. Tak muluk-muluk gaji yang tinggi, yang penting cukup untuk membuat kita mandiri dan tidak merepotkan orang tua kembali. Namun kini, kita mulai mempertanyakan apakah pekerjaan yang kita miliki ini memiliki prospek yang menjanjikan? Apakah ada jenjang karir yang jelas dan apakah gaji yang ditawarkan sudah layak untuk kita ?
Sederhana saja, sekarang kita mulai memikirkan masa depan dan hari-hari esok (tua).
Jiwa yang masih muda seringkali hanya mengikuti kesenangan saja. Ini dan itu dilakukan tanpa memikirkan akhirnya dan apa akibatnya kelak. Belanja barang-barang yang disukai tanpa berpikir ulang apa manfaatnya. Apalagi jika dala urusan asmara (
pacar), ini pasti yang sangat mengesalkan bila tidak punya apalagi teman-teman lain tahu bahwa kita jombol (
haha...) pasti kita sudah takut dan kelabakan. Lalu kita mulai galau dan mencurahkannya di media sosial (facebook, twitter, bbm atau path).Hal yang aneh memang.
Namun seiring dengan bertambahnya akal yang sudah mulai matang, kita akan mulai berpikir dan bertanya-tanya, hal-hal seperti itu buat apa? Hal ini lumrah, karena kita sudah berpikir untuk meninggalkan hal yang sia-sia. Setelah itu kita mulai menyusun rencana awal untuk mengejar cita-cita dan meng-upgrade diri sendiri. Karena untuk masa depan, kita tentu tidak mau hal yang sembarangan.
- Jodoh beneran nggak sih ?
Dulu kita itu sangat percaya sekali dengan ungkapan "
Semua itu ada pasangannya" tanpa memahami makna yang tersirat dalam kalimat tersebut. Jadi kita tidak perlu khawatir dengan urusan jodoh, karena sudah pasti kita memiliki pasangan yang sudah Allah swt ciptakan untuk kita. Namun, pada fakta dan realitas sebenarnya, kita mulai pesimis sendiri... (
efek kelamaan jomblo... haha) Sudah banyak yang menikah membuat kita bertanya-tanya... (
haha...)...
- 'Ternyata ayah dan ibu sudah tua...'
Selama ini kita hanya sibuk dalam mimpi-mimpi dan mengejarnya. Berangkat pagi dan pulang malam, bahkan terkadang pulang juga pagi lagi. Berbincang dengan keluarga itu hanya sekadarnya saja. Bahkan kita yang merantau pulang hanya 1 tahun sekali terkadang juga tidak pulang. Di momen yang akan datang, kita akan menyadari bahwa terlalu sibuk kita hingga lupa orang tua. Dan tahu-tahu orang tua sudah tua. Kira-kira berapa sisa waktu kita untuk bersama mereka... ?
- Ayah dan Ibu, apakah kalian bangga padaku ?
Di momen kita menyadari bahwa orang tuamu sudah tua, mungkin kita juga bertanya-tanya apakah selama ini kita sudah cukup berbakti kepada mereka ? Apakah kita sudah bisa menjadi anak yang mereka gadang-gadang saat kecil dahulu ? Apa yang sudah kita berikan untuk mereka ? Karena selain kita harus memenuhi mimpi-mimpi kita sendiri, kita tentu ingin juga menjadi anak yang sudah diharapkan oleh orang tua kita.
Pergeseran pola pikit menjadi dewasa memang unik. Terkadang aneh, terkadang membingungkan, tak jarang pula menakutkan. Kita mungkin merasa gagal ketika sampai pada pertanyaan : "Umur sudah segini..." tapi sebernarnya kita itu sedang menata diri.
Tidak perlu takut menghadapi pertanyaan-pertanyaan dalam diri sendri. Pertanyaan-pertanyaan itu justru memaksa kita untuk berpikir kritis dan bersikap dewasa menghadapi segala problematika kehidupan. Sebab kita memang bukan pohon yang tidak bisa pindah kemana-mana, ataupun kantong plastik yang ikut kemana saja ia dibawa. Kita adalah ciptaan yang unik yang sedang asyik mengarungi arus kehidupan dan sedang menyusun tahap-tahap kehidupan yang lebih baik.
Itu adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kita sudah mulai beranjak dewasa, apakah kita belum mendapatkan pemikiran seperti itu, sudah atau bahkan sedang ? Semoga saja kita menjadi pribadi yang dewasa dan bisa bermanfaat bagi semua orang di sekitar kita.... Amiiien ...